Saturday, June 29, 2013

malam 1



Dinginnya malam seperti menusuk urat syaraf yang tak lagi tajam seperti dulu,banyak hal yang terjadi hari ini,dari keberhasilan,kegelisahan,masa lalu yang hadir ,dan yang terkhir adalah rasa kehilanan atas sebuah rasa nyaman yang telah menemani jati diri ini sekian lama.Haahh....sempat hati ini tak kuat menamung semua rasa yang tumpah ruah menjadi satu gugusan gunung perasaan yabg entah aku harus menamakannya apa.Berfikfir tentang apa yang tak dipikirkan orang lain mungkin adalah jalan terbaik,maksudnya? Maksudnya adalah berfikir tentang segala sesuatu yang orang lain tak pernah kira,menghayalkah anda ? oh..tidak,karena hanya AKU yang bisa dan hanya AKU yang mampu mengerti AKU.

Monday, June 17, 2013

The Story of Us


Bali, ya, semua berawal dari Bali. 3 tahun yang lalu kurang lebihnya, kita pergi ke Bali dalam rangka Study Tour. Di saat itu pula kau pertama kali melihatku. Parahnya aku sama sekali tidak merasa melihatmu.
Bus itu juga yang menjadi sejarah perjalanan cinta kita. Beberapa siswa dari kelasmu begabung dengan kelasku, termasuk juga kamu. Entah apa yang membuatmu tertarik padaku, tapi sayangnya kau tak berani secara langsung mendekatiku. Tapi, aku yakin, kau punya beribu alasan untuk tidak buru-buru mendekatiku, yah.. mungkin kamu takut terlihat gombal dan menyebalkan di mataku.
Sepulang dari Bali, tiba-tiba saja handphone ku berdering, nada pesan terdengar. Sebuah message yang kurasa tak begitu penting dan dari nomor yang tak ku kenal, tapi entah kenapa aku ingin membalas pesan singkat itu. Tak lama kemudian, aku dapat balasan yang isinya tentang identitasmu. Aku tersentak kaget, yang ada di pikiranku, siapa ini? Dan darimana dia mendapatkan nomor ponselku?
Waktu itu lagi boomingnya sebuah jejaring sosial yang bernama “friendster”, anehnya juga kenapa aku sepenasaran ini? Kita saling tukar alamat fs, dan aku langsung browsing lewat hape jadulku. Lagsung saja aku klik icon yang menunjuk fotomu, masih saja aku belum merasa melihatmu.
Akhirnya kita sering sms-an, aku pun nyaman lama-lama dengan mu. Sering kali kau mengajakku launch ataupun dinner, tapi aku selalu menolaknya. Tentu saja aku punya alasan tersendiri,karena  status kita belum jelas, pacar bukan, teman juga hampir bukan, karena baru saja kita saling kenal.
Selang beberapa hari, aku pergi ke sekolah untuk keperluan registrasi pembayaran sekolah. Jadwal registrasi untuk kelas 2 memang hari rabu dan kamis, waktu itu kamu menanyakan kapan aku akan registrasi? Aku memlih hari rabu, sedangkan kamu memilih hari kamis. Dalam hatiku berkata “ ngga pengen ketemu aku kah?”, entah kenapa juga ada pemikiran bodoh seperti itu. Namun hal yang tak ku duga, aku seperti melihat sosok di alamat friendster yang kamu berikan, sosok yang ada di foto profilmu, yah.. benarkah itu kamu? Aku masih belum yakkin, itu kamu atau bukan. Namun kau berikan kode, kamu tersenyum kecil padaku. Aku bingung, apa ini orang yang ada di friendster kemarin? Sepertinya iya, ku balas dengan senyuman ragu.
Setelah selesai, aku pun pulang, bersama temanku yang searah dengan jalan pulangku. Namun ketika aku selepas meninggalkan gerbang sekolah, kau mengejarku dan menawarkan untuk mengantarku pulang. Lagi-lagi aku menolaknya, karena aku sudah ada janji dengan temanku. Sepertinya kamu agak malu.. ^^
Mulai saat itu kita sering sms-an, ntah membahas apa aja, aku semakin nyaman denganmu. Sampai akhirnya tahun ajaran baru telah tiba, kita menginjak kelas 3 SMA. Aku sering melihatmu dan melewati kelasmu, ketika pulang kau sering membuntutiku dan mengajak ngobrol sampai di gerbang. Namun aku sudah punya rekan pulang, yaitu adik kelasku. Hampir setiap hari seperti itu, sampai suatu saat secara tak langsung kamu menyatakan perasaanku. Spontanitas aku kaget bukan main, bagaimana tidak, kita baru saja berkenalan tapi secepat itu kamu bilang sayang..
Aku memilih untuk meyakinkan diriku sendiri, memantapkan hatiku, tak mau kejadian yang dulu terulang kembali. Aku meminta waktu untuk itu, sepertinya kamu amat keberatan dengan permintaanku itu. Akhirnya aku memutuskan untuk menjawab cintamu ketika acara ulang tahun sekolah akhir bulan itu, kamupun menyetujuinya.
Tiba akhirnya waktu yang direncanakan, aku semakin glisah. Memandang seluruh lapangan sekolah, mencari sosokmu, iya.. kamu tampak sibuk. Maklumlah, kamu termasuk anggota OSIS di sekolah. Saatnya acara hiburan, malam itu sekitar pukul sembilan kau mendekatiku, dan mengajakku di koridor kelas, kau utarakan lagi perasaanmu, dan memintaku menjawabnya dengan isyarat sebatang coklat. Jika aku menerima cintamu, aku harus memakan coklat itu langsung di hadapanmu. Namun jika aku menolakmu, aku harus mematahkan batang coklat tersebut. Saat itupun tanganku gemetaran, apalagi ketika kamu mengeluarkan coklat itu dari tasmu dan membuka sedikit ujungnya.
Dengan perlahan lahan, aku dengan gugupnya memasukkan coklat itu ke mulutku. Langsung saja kamu memegang tanganku erat-erat, dan berterimakasih padaku. Malam itu menjadi sejarah awal hubungan kita, romantis sekali rasanya..
semoga kita selamanya, amin..